Rasulullah SAW
bersabda: “bulan rajab adalah bulannya Allah, bulan sya’ban adalah bulanku dan
bulan romadhon adalah bulan umatku” (Al-Hadist).
Dalam hadist diatas,
bisa disimpulkan bahwa bulan rajab merupakan bulan yang mulia sehingga disebut
sebagai bulannya Allah. Mengapa disebut bulannya Allah? Karena dalam bulan
rajab, Allah tunjukkan kekuasaan dan kebesarannya yang ditunjukkan dalam
peristiwa isra dan mi’raj. Isra’ dan Mi’raj adalah perjalanan yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad SAW dari masjidil harom ke masjidil aqso lalu Allah mi’rojkan
Nabi Muhammad ke sidhrotul muntaha untuk bertemu dengan Allah dan perjalanan
itu dilakukan dalam waktu satu malam, sebagaimana Allah swt berfirman :” Mahasuci Allah yang telah memperjuangkan
hambanya pada suatu malam dari masjidil harom ke masjidil aqso yang telah kami
berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan sebagian tanda-tanda(kebesaran)
kami. Sesungguhnya dia maha mendengar lagi maha mengetahui.” (Qs.
Al-Isro:1).
Hikmah dari peristiwa
Isro dan Mi’roj adalah Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya
untuk mengerjakan sholat sehari lima waktu. Shalat merupakan ibadah yang
langsung diperintahkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Dan shalat
merupakan bentuk interaksi langsung seorang hamba kepada Allah sang pencipta.
Untuk mengetahui
tingkat keimanan seseorang, dapat dilihat dari sholatnya, sebagaimana
Rasulullah saw bersabda: “Shalat adalah tiangnya iman”(HR. Imam Dailami) dan
dalam hadist lain Rasulullah saw bersabda:” Shalat adalah tiangnya agama”(HR.
Imam Baihaqi). Maksud dari kedua hadist diatas adalah shalat dapat meningkatkan
keimanan seseorang, karena dengan sholat hati akan senantiasa mengingat Allah
dan dengan hati mengingat Allah, maka hati akan senantiasa menjadi tenang.
Seorang hamba
mempunyai janji kepada Allah sebagai Sang Pencipta, sebagaimana yang sering
diucapkan ketika sholat, yaitu: “ Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan
matiku adalah untuk mengabdi kepada Allah, Tuhan semesta alam.